Tuesday, December 16, 2008

Penggunaan HP di Pesawat, boleh?

"...Jumat,12 Desember 2008, sebuah Pesawat Mandala RI-89 tujuan MES-CGK terlambat lebih dari 1 jam karena ada penumpang yang menolak mematikan HP, sehingga pesawat RTA untuk menurunkan penumpang tersebut dan keluarganya..."

Berita tersebut lagi hangat-hangatnya beberapa waktu lalu di milis Airtrans STMT Trisakti, bikin gw penasaran soalnya ini masalah klasik yang "sering" kita lihat klo kita naik pesawat. Padahal sebelumnya si Cabin Crew sudah mengumumkan bahwa penggunaan alat electronic maupun handphone dilarang digunakan selama berada di dalam pesawat! baru kelar tuh crew ngomong tau2 ada suara HP bunyi, nyebelin!

Entah si pemilik itu budek, gaptek gak bisa matiin HP, atau lagi nunggu telp bisnis yang nilainya trilyunan atau paling tidak lebih mahal dari nyawanya sendiri dan orang lain, Gak tau lah..

Tapi....tunggu dulu! apa bener itu bahaya? Beberapa pertanyaan selalu terlintas di benak gw, bener gak sih sinyal handphone atau ipod bisa "menjatuhkan" sebuah pesawat jet?! masa sih di era canggih gini pesawat masih "takut sama HP" klo ada yang berniat jahat (amit..amit..) gampang dong ngejatuhin pesawat?? Dari rasa penasaran itu gw coba cari beberapa informasi, ternyata cukup mengejutkan!

Sebelum kita bahas lebih lanjut, mari kita liat definisikan HP. HP dikategorikan sebagai PED (Portable Electronic Device) selain HP yang dikategorikan PED adalah :

· Remote control toys
· Two-way pagers
· Two-way radios
· Audio players and recorders
· Compact-disc players
· Electronic games and toys
· Laptop computers
· Laser pointers
· Palmtop computers

Ternyata sampai saat ini masih banyak banget pro dan kontra tentang penggunaan HP dipesawat yuk kita liat satu-satu:
  • Sebuah station berita ABC News melakukan study bahwa tidak pernah terbukti pernah terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh penggunaan HP dipesawat. Konsultan ABC News John Nance (Pilot Veteran) mengatakan " Tidak perlu terlalu khawatir dengan interfensi sinyal HP kepada Alat Navigasi Pesawat, karena Airplane electronic system are heavily shielded jadi gak mungkin sinyal sekecil itu bisa menembus ke sistem tersebut!
  • Boeing telah melakukan serangkaian test seperti yang dilaporkan Aero Magazine dalam artikelnya Interference from Electronic Devices bahwa Boeing tidak pernah menemukan korelasi yang pasti antara PED dengan terjadinya gejala aneh di pesawat.
  • Sebuah airtikel by Tekla S. Perry and Linda GeppertEditor Majalah IEEE Spectrum menyatakan bagaimana mungkin sebuah system navigasi yang dirancang untuk dapat terbang melaiui BADAI PETIR dengan selamat dapat terganggu?!
Dan masih banyak lagi referensi (lebih tepat sih opini..) yang menyatakan bahwa PED khususnya HP tidak mungkin menggangu alat navigasi pesawat, memang terjadi sedikit distorsi saat perangkat tersebut dihidupkan (bunyi kereket...kreket..) di headset si Pilot tapi tidak sampai mengganggu, bahkan di sebuah milis Transportasi Udara ada yang pernah nelpon temennya (Pilot) dia bilang..." Bentar ya Mas, aku lagi line up..." *^%$@#!!

Masih dari milis yang sama gw dapet informasi yang bertolak belakang dengan yang diatas, kita simak yuk...
  • Beberapa Operator pesawat terbang commercial telah melaporkan beberapa kejadian sehubungan dengan Portable Electronic Devices(PED) yang telah dicurigai sebagai penyebab terputusnya (disconnects, erratic) Autopilot dan beberapa indikasi yang menyebabkan pesawat sulit untuk dikontrol (uncommanded) .

  • Pabrik pesawat Boeing telah merekomendasikan kepada operatornya untuk melarang penggunaan alat alat elektronik yang dapat men-transmit gelombang electromagnetic seperti HP, dan FAA sehubungan dengan itu telah mengeluarkan peraturan Federal Aviation Regulation 91.21-1A (klik link tersebut untuk melihat FAR dimaksud) ditujukan kepada operator agar tidak menggunakan atau me-non aktifkan PED selama situasi kritis (takeoff dan landing).


TESTIING dan ANALYSIS PED pada Aircraft System

Boeing telah melakukan serangkaian test dan investigasi pada beberapa type dan merek PED yang dilakukan baik pada saat cruising, landing maupun takeoff

Hasilnya telah dikelompokan dalam 3 katagori:

1. Kejadian dimana interverence terjadi pada saat PED digunakan ;
2. kejadian pada saat PED dioperasikan dan dimatikan ternyata ada korelasi langsung pada system; dan
3. Kejadian yang diduga kuat korelasinya pada saat PED dimatikan dan kemudian dihidupkan kembali berefek pada system


Berikut adalah pengalaman Boeing:

  • 1995,, 737 aircraft.laptop seorang penumpang telah dilaporkan menyebabkan autopilot disconnection ketika pesawat cruising. Setelah penyelidikan ternyata emisi gelombang electromagnetic laptop tersebut berkisar antara 15O kHz sampai 1 Ghz yang mana telah melebihi standard emisi Boeing yaitu maksimum 300 Mhz

  • 1996/1997,, 767 aircraft, Boeing menerima 5 laporan interference pada beberapa peralatan navigasinya (uncommand roll, displays blanking, flight management computer [FMC]/autopilot/ standby altimeter inoperative, dan autopilot disconnects) yang disebabkan oleh hand-held electronic game device hal ini telah dikonformasi oleh flight crew.

  • 1998,, 747 aircraft, palmtop computer telah juga dilaporkan menyebabkan bank turn (pesawat belok/miring tiba tiba), satu menit setelah dimatikan pesawat kembali keposisi normal.

Pada beberapa PED sekarang bahkan telah diproduksi dengan beberapa fungsi sehingga malah lebih menyulitkan investigasi terhadap GPS, weather radar, radio altimeter yang diduga berat berpengaruh lansung terhadap pengoperasian PED.

Untuk kepentingan pelanggan beberapa operator telah meminta Boeing memasang dan men-certify in-seat power outlet untuk penumpang yang membawa laptop computer.

Dalam hal ini Boeing dan FAA telah mempertimbangkan terhadap electromagnetics efek dan telah dilakukan pengetesan. Boeing telah melakukan beberapa test in-seat power pada delapan pesawat : dua 737,satu 747, dua 767, dan tiga 777. hasilnya adalah recommended. ( Tuh, bolehkan nyolokin Laptop, jadi boleh dong..)

Regulasi dan rekomendasi

Kesimpulan dan rekomendasi terhadap penggunaan PED telah dikeluarkan oleh beberapa institusi di Amerika seperti U.S. Radio Technical Commission for Aeronautics (RTCA), FAA, U.S. Federal Communications Commission (FCC), dan Boeing sebagai berikut:

· Acceptable limits of radiation and associated test methods for PEDs should be established.

· The FCC should specify a new classification for PEDs that may be operated on board aircraft.

· The FAA should initiate a regulatory project to revise FAR 91.19, providing guidance for acceptable methods of compliance and to develop methods to enhance public awareness.

· Standardized reporting of suspected interference by PEDs should be implemented.

FAA juga telah mengeluarkan revisi FAR 91.21-1A (previously 91.19-1), untuk Portable Electronic Devices, oleh karena itu:

a. Penggunaan type PED apapun dilarang digunakan selama pase penerbangan kritis.

b. Penggunaan PED yang berdampak langsung mengirim gelombang electromagnetic dilarang selama penerbangan dari mulai taxi sampai landing dan parkir.

A public awareness campaign should be initiated to educate the flying public about PEDs and especially those designed as intentional radiators.

"The U.S. Code of Federal Regulations, Title 47, Part 22, Subpart H, "Cellular Radiotelephone Service, "Prohibition on airborne operation of cellular telephones," states that cell phones installed in or carried, aboard aircraft must not be operated while such aircraft are airborne (not touching the ground). When any aircraft leaves the ground, all cell phones on board that aircraft must be turned off, and the use of cell phones while airborne is prohibited by FCC rules" . <-- Ini dia dasar pelarangan penggunaan handphone di Pesawat

Sinyal HP bisa mematikan Turbin Pesawat?!

Satu lagi kisah nyata yang diceritakan anggota milis,

Saya teringat beberapa bulan yang lalu terbang ke Batam dengan menggunakan pesawat Garuda juga. Di dalam pesawat duduk disamping saya seorang warga Jerman. Pada saat itu dia merasa sangat gusar dan terlihat marah, karena tiba-tiba mendengar suara handphone tanda sms masuk dari salah satu penumpang, dimana pada saat itu pesawat dalam posisi mau mendarat. Orang ini terlihat ingin menegur tetapi tidak berdaya karena bukan merupakan tugasnya.

Langsung saya tanya kenapa tiba-tiba dia bersikap seperti itu, kemudian dia bercerita bahwa dia adalah manager salah satu perusahaan industri, dimana dia adalah supervisor khusus mesin turbin. Saat dia melaksanakan tugasnya tiba-tiba mesin turbin mati, setelah diselidiki ternyata ada salah satu petugas sedang menggunaka HP didalam ruangan mesin turbin.

Orang Jerman ini menjelaskan bahwa apabila frekwensi HP dengan mesin turbin ini kebetulan sama dan sinergi ini akan berakibat mengganggu jalannya turbin tersebut, lebih fatal lagi berakibat turbin bisa langsung mati!


Kesimpulan:

* Sampai saat ini PED yang digunakan di pesawat komersial masih sangat berpengaruh terhadap emisi yang tidak terkontrol (uncontrolled emission) yang menyebabkan interference kepada system pesawat.

* Sesuai dengan peraturan institusi yang bertanggung jawab, policy/kebijakan untuk tidak menggunakan PED selama penerbangan sangat dianjurkan sebagai langkah pencegahan menuju safety yang baik.

* Jika operator atau flight crew mendapatkan PED yang dioperasikan selama penerbangan dan jelas mengakibatkan pada system pesawat secara langsung, maka perlu untuk segera meminta PED tersebut untuk kemudian diadakan investigasi lebih lanjut oleh operator dan kemudian dilaporkan kepada pabrik pembuat pesawat.

Jadi...walaupun memang belum terbukti secara ilmiah bahwa sinyal HP/PED bisa "menjatuhkan sebuah pesawat jet" ada baiknya kita tidak menggunakan PED tersebut selama penerbangan "Better Save than Sorry"

Buat temen-temen Airtrans, yuk kita kampanye-in gerakan anti penggunaan PED dipesawat, secara sekarang teman-teman ada sedikit referensi tentang ini, jadi gak cuma "katanya"

Silahkan ajak temen2 baca WEB Blog ini, atau klo mau diprint trus dibagiin juga boleh...GO Airtrans!

Sumber : Wikipedia, Airliners_Indonesia dan Phonemag.com

No comments:

Post a Comment