Tuesday, February 2, 2010

Garuda Indonesia di swastakan,dan pemerintah tidak ikut campur atau lepas tangan dalam industri penerbangan?

sehubungan dengan dimulainya masa pemerintahan yang baru,maka terjadi pula pergantian menteri.
salah satu contoh yang berhubungan dengan komunitas kita tentunya adalah menteri perhubungan.
dengan adanya pergantian menteri perhubungan, apa jadinya " andai kata " menteri tersebut merubah peraturan penerbangan di indonesia dan disetujui oleh pemerintah (BUMN),seperti :

* Garuda Indonesia di swastakan,dan pemerintah tidak ikut campur atau lepas tangan dalam industri penerbangan?

mohon pendapat dari kakak-kakak dan teman-teman di airtrans,,
terima kasih..

muhammad alishan / MTU'07
muhammad_alishan@yahoo.com

Response :
Saya sih setuju banget..
apalagi kalau "Semua BUMN akan diswastakan" .
Biarkan itu BUMN yang selama ini jadi "pemburu di kebun binatang" menjadi "pemburu di rimba raya".

Misalnya :
1. Krakatau Steel : diswastakan aja, tapi kita mempermudah investor asing untuk menanamkan modalnya di sektor industri baja..
2. Pertamina : biarkan bersaing dengan yang lain, sama-sama bisa jual premium, kalau pertamina rugi dan bangkrut kan masih ada yang lain. Kontrolnya tetap pemerintah.
3. PINDAD/DI/PAL : pembuatan kapal perang, biarkan swasta yang bangun, namun kontrol impor persenjataan dll tetap di tangan pemerintah
4. PT. KAI : Pemerintah yang bangun jalan, operator swasta lain yang punya armada, jadi pemerintah bisa dapet track mileage charges yang sebagian untuk subsidi kereta ekonomi si operator.

Negara sebesar Amerika Serikat dan Eropa barat yang lain nggak ada tuh yang punya BUMN tapi mereka mengontrol dengan ketat para pelaku bisnis swasta.

Intinya kontrol pemerintah tetap amat mutlak diperlukan apalagi masalah transportasi udara yang menyangkut keselamatan banyak orang.

Cheers,
Rully Kurniawan
helios57@yahoo.com

Response :
Ikutan beropini ya!!
Moga2 swastanisasi nantinya tdk membuat hilangnya jatidiri bangsa yg bangga akan karyanya dan alokasi apbn bisa utk sektor2 pensejahteraan rakyat indonesia ! Kontrol oleh pemerintah??
Bgmn dgn moral para pejabatnya?? (Pesimis#*mode on*#)

Budi Iryawan
budiiryawan@gmail.com

Response :
benar apa yang dikatakan saudaraku mas budi,,swastanisasi boleh tapi tetap dalam kontrol pemerintah.
sebagai contoh,pemerintah nanti bisa berperan sebagai pengontrol dunia penerbangan namun tidak ikut dalam industri maskapai penerbangan. . seperti mempunyai tim KNKT ,bandara tetap dikelola oleh pemerintah.
saya berpendapat lebih baik pemerintah (BUMN) mengelola bandara-bandara daripada mengelola perusahaan penerbangan karena pendapatan yang didapatkan dari sektor penegelolaan airport lebih menjanjikan daripada mengelola airlines.
dimana pemerintah bisa dapat banyak pemasukan dari penyewaan counter reservation airlines,penyewaan counter fast food,kerjasama dengan cargo,serta dari sektor ground handling.
dari sini saja terlihat income yang menjanjikan. daripada mengelola perusahaan penerbangan yang hanya akan menambah beban pemerintah walaupun benar apa yang dikatakan mas budi bahwa mungkin dapat membuat hilangnya jati diri bangsa yang bangga akan karya anak negeri .

thx atas masukkan dari saudaraku mas budi..

Muhammad Alishan
muhammad_alishan@yahoo.com

Response :
thx juga atsa masukkan dari saudaraku mas rully,,
terus terang saya baru tahu kalu amerika dan beberapa negara eropa tidak mempunyai BUMN..
namun mereka serius mengelola sebagai pengontrol.seharusn ya indonesia mencontoh dari negara-negara maju seperti amerika dan eropa agar dapat memajukan dan mengurangi beban pemerintah.

Muhammad Alishan
muhammad_alishan@yahoo.com

Response :
Kita tidak perlu takut kehilangan jati diri.
Industri otomotif di jepang aja nggak ada yang BUMN, tapi orang jepang tidak bangga dengan hal itu.
Yang mereka banggakan adalah orang jepang termasuk yang tertinggi tingkat produktifitas kerjanya di dunia, itulah JATIDIRI mereka, cinta tanah air, semangat Bushido, biarpun dulunya carut-marut setelah kalah PD II, tapi lihat mereka sekarang ! apapun bisa mereka ciptakan...
Batik bukan produksi BUMN tapi menjadi kebanggan kita dan diakui seluruh dunia kan ?
Styrofoam bukan produksi pemerintah amerika tapi sudah menjadi trademark dunia.
Kita lebih bangga makan pizza daripada kerak telor, padahal kerak telor adalah warisan asli kita.
Coba kita sedikit bandingkan dengan penampilan agnes monica dengan siti noorhaliza, siapa sih sebenarnya yang punya jati diri yang kuat ? agnes meniru gaya kebarat2xan tapi si siti tetap memegang budaya melayu..

cheers,
Rully Kurniawan
helios57@yahoo.com

Response :
to: mas rully dan mas budi
jadi sebenarnya apa efek baik atau buruk yang terjadi jika,pemerintah (BUMN) menswastanisasikan garuda indonesia?
(maaf yah kakak2 kalau saya bertanya terus,maklum saya ingin mendapat pengetahuan lebih dari kakak2 yang telah berkecimpung didunia transportasi udara...)
thx..

Muhammad Alishan
muhammad_alishan@yahoo.com

Response :
To m... Alishan :
Menurut saya,,
Efek baiknya :
Pemulihan citra GA sbg flag carrier yg profesional krn dikelola oleh manajemen yg handal.
Hilangnya beban pemerintah dalam hal subsidi dana yg bisa dialokasikan ke sektor kesejahteraan rakyat.
Restrukturisasi sdm dan peremajaan armada
Dst dst..

Efek buruknya :
Kontrol pemerintah yg membatasi gerak kebijakan manajemen
Co. Perang tarif, subsidi fuel, pajak dll
Masuknya sdm asing di top manajemen krn rendahnya daya saing sdm lokal
Dst dst..

Silahkan beropini !! :)

Budi Iryawan
budiiryawan@gmail.com

Response :
Sebagai tambahan,
Negara2 maju seperti Eropa dan Amerika memiliki sistem perekonomian liberal, dimana persaingan bebas menjadi salah satu karakteristik dari sistem ini.
Justru di sinilah letak keunikan dari sistem perekonomian Indonesia dengan sistem perekonomian pancasila.
Dinegara2 dengan paham Liberal atau komunis mereka tidak mengenal apa yang namanya Koperasi,
dimana azas dari koperasi adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
mengapa saat ini kita malah lebih menyuarakan tentang swastanisasi, padahal pada zaman awal2 kemerdekaan Bung Karno melakukan nasionalisasi  di segala bidang karena Bunga Karno menginginkan agar masyarakat Indonesia mampu berdiri di atas kakinya sendiri tanpa bantuan dari  pihak asing....

Memang dengan adanya swastanisasi ada kemungkinan subsidi untuk angkutan akan berkurang dan bisa di alokasikan untuk sektor lain yang lebih membutuhkan. . Yang kita butuhkan saat ini bukanlah wacana untuk melakukan swastanisasi namun bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas mental Bangsa Indonesia itu Sendiri.

Masalah Swastanisasi sangat mudah, kita tinggal mengundang masuknya investor untuk membeli saham Garuda, tapi apa selanjutnya, mereka menanamkan modal tentu dengan mengharapkan keuntungan, justru dengan melakukan swastanisasi kita telah membiarkan terjadinya penjajahan namun dengan bentuk yang lain.

kita bekerja untuk orang lain atau bangsa lain...

Kalo bro Rully bilang Batik bukan buatan BUMN betul karena yang buat adalah pembatik, tapi bukan itu masalahnya. kita bangga akan batik karena keunikan dan proses pembuataannya. Tapi saya tanya kembali apakah kita merasa bangga menggunakan batik, kita menggunakan batik hanya untuk acara2 tertentu terutama kawinan.

Kita pun seakan melupakan batik dan kebudayaan yang lain sampai satu persatu kebudayaan kita di klaim oleh Malaysia, betul?

kalo bangga makan pizza, saya pikir hanya untuk kalangan tertentu saja tidak semua dari kita bangga, apalagi untuk kalangan masyarakat perkotaan makan pizza udah biasa dan bukan barang mewah lagi..

dan agnes monica masa dia mesti pake kebaya tapi nyanyinya R&B, tapi kita juga punya iyeth bustami yang juga penyanyi melayu... malaysia juga punya too phat yang sangat barat sekali, jadi jangan dilihat pada satu sisi saja

Kalo saya lebih mendukung tetap pada nasionalisasi, pengalaman sudah membuktikan, freeport, exxon mobile semuanya yang dikuasai swasta lebih bertujuan pada pencapaian keuntungan dengan eksplorasi yang berlebihan yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan dan tak ada apapun yang akan di warikan pada anak cucu kita nanti.

mari kita benahi mental bangsa kita sendiri sehingga kita dapat mengangkat kepala dan membusungkan dada dengan bangga bahwa kita bangsa Indonesia.

Salam Transportasi,
Adi Nugroho
MTU '03
nugo_skuta@yahoo.co.id

Response :
negra ini butuh lbh banyak lagi adi2 yang laen biar semakin marak .... semakin byk yg bs mengkritisi, akan semakin bagus ... swastanisasi sm ga dgn neolib ...?? hayu adi, jwb lg donk ...

rgds
Ferry Sinurat
sinuratprogressive@yahoo.com

Response :
to : mas budi, mas adi, dan mas ferry

terima kasih atas penerangan yang diberikan oleh kakak-kakak.

setelah saya baca opini dari kakak-kakak semua, saya mempunyai kesimpulan bahwa sebaiknya GARUDA INDONESIA tetap menjadi milik bangsa.karena GARUDA INDONESIA adalah kebanggan indonesia di bidang penerbangan internasional.
sebenarnya apa yang diutarakan oleh mas adi bahwa efek swastanisasi hanya akan menguntungkan satu pihak yaitu pihak investor (pihak asing),setelah beberapa contoh yaitu freeport dan exxon mobile yang hanya mengakibatkan bertambah banyaknya pengangguran di indonesia karena mereka lebih memilih SDM asing untuk mengelola dan menyia-nyiakan SDM asli tanah air yang mungkin tingkat kualitasnya sama hanya kurang diberi kesempatan.
mungkin yang harus dibenahi adalah "mental" dari SDM kita.karena sebenarnya walau pemerintah tetap mensubsidi GARUDA INDONESIA (atau tetap menasionalisasi segala bentuk BUMN),pemerintah tak akan merasa terbebani karena banyaknya profit yang didapatkan dari sektor BUMN.semua menjadi terasa membebani karena SDM kita yang selalu meng"KORUPSI" sektor-sektor BUMN sehingga sebenarnya beban pemerintah adalah banyaknya KORUPTOR.

mohon penjelasan lebih lanjut dari kakak-kakak semua..
thx..

Muhammad Alishan
muhammad_alishan@yahoo.com

Response :
To m. Ali!! Tks sudah beropini,, jgn lupa trima kasih juga buat rully, yg membuka pikiran mengenai nasionalisme kebangsaan!! Silahkan beropini lanjut !! :)

Budi Iryawan
budiiryawan@gmail.com

Response :
Dear All,

Terima kasih bahwa ternyata kita semua masih memiliki rasa cinta terhadap bangsa indonesia,

To Bro Ferry,
Bisa dibilang seperti itu, karena dengan dengan swastanisasi pergerakan atau otoritas kontrol dari pemerintah menjadi berkurang.
namun bukan berarti semua sektor swasta adalah bentuk dari neo liberalisasi, karena pada dasarnya sektor swasta dan pemerintah itu harus saling melengkapi satu sama lain.
saya sertakan UUD 1945 pasal 33 ayat 1,2 dan 3
Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

tiap ayat menunjukan keunggulan Demokrasi Pancasila dibandingkan dengan Demokrasi Liberal atau Terpimpin (Komunis), kita lebih mementingkan pada hubungan kekeluargaan walau pada akhirnya diselewengkan oleh "elite politik" kita dengan memasukan seluruh keluarganya pada sektor2 penting pemerintahan.

jika terjadi kegiatan swatanisasi maka maksud dari ayat ke3 tidak akan tercapai, yang terjadi malah eksplorasi besar2an untuk kepentingan golongan dan menyengsarakan rakyat..

jadi kegiatan swastanisasi adalah bentuk baru dari Ekonomi Liberal, namun sektor swasta adalah hal lain yang berbeda karena kehadiran sektor swasta diperlukan sebagai penyeimbang juga sebagai bahan pembanding bagi BUMN bentukan pemerintah. Sama berbedanya dengan arti kapital dan kapitalisme, kapital adalah modal yang diperlukan dalam menjalankan sebuah usaha, sedangkan kapitalisme adalah sebuah paham dimana tujannya adalah dengan modal sekecilnya mendapatkan untung yang sebesar2nya.

Bukan hal yang baik juga jika membiarkan BUMN berdiri sendir tanpa ada sektor swasta yang mendampingi, karena hal ini akan berakibat pada terbentuknya pasar monopoli yang berakibat terjadinya ketidak seimbangan kondisi pasar.. Masyarakat dipaksa untuk menerima bulat2 apa yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui BUMN.

Sebagai contoh:
Dulu PT. Pos Indonesia satu2 usaha pengiriman barang di Indonesia dan sangat merajai dan memonopoli pasar, padahal untuk pelayanan sangat jauh dari memuaskan setelah itu mulai bermunculan cargo agent yang melakukan kegiatan yang sama dengan PT. Pos, akibatnya peta penguasaan pasar untuk pengiriman dokumen mulai bergeser dari PT. Pos ke jasa Courier yang saat ini paling besar di pegang oleh TIKI.
persaingan sangat dibutuhkan karena pastinya akan menimbulkan dampak perbaikan dan inovasi produk, tapi jangan sampai persaingan menyebabkan para penjual menjadi saling bunuh yang kembali akan menyebabkan rusaknya kondisi pasar. Karena bukan pembeli yang membentuk harga pasar melainkan para penjual. interaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli yang menciptakan pasar. dari interaksi tersebut maka timbul hukum permintaan dan penawaran. kesepakatan penjual dan pembeli akan menciptakan kondisi Keseimbangan Pasar.

Kembali ke masalah Garuda Indonesia. Ada baiknya jika Garuda Indonesia dijadikan sebagai suatu perusahaan terbuka (TBK) dimana setiap masyarakat bisa memiliki saham dari PT. Garuda Indonesia, dengan begitu setiap masyarakat mampu mengawasi kegiatan produksi hingga pemantauan terhadap keuntungan serta kerugian yang didapatkan perusahaan dan juga dengan menjadikan perusahaan terbuka maka masyarakat ikut merasa memiliki. Sehingga kembali kepada Pasal 33 ayat 1: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar aatas asas kekeluargaan.

Demikian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf...

Salam Transportasi & sejahtera untuk Indonesia...
Adi Nugroho
MTU '03
nugo_skuta@yahoo.co.id

Response :
to mas budi : thx atas koreksinya.. !
to mas rully : thx atas masukakannya tentang GARUDA INDONESIA,khususnya tentang jiwa nasionalisme. .!
to mas adi : terima kasih telah memberikan masukkan secara detail melalui pasal yang terdapat di UUD 1945..!

kembali ke masalah GARUDA INDONESIA yang disampaikan oleh mas adi bahwa sebaiknya GARUDA INDONESIA tetap menjadi aset pemerintah (BUMN) dan dikelola bersama masyarakat melalui kepemilikan saham terbuka (tbk) sesuai pasal 33 ayat 1 UUD 1945.
kepemilikan saham terbuka (tbk) menurut saya mengandung paham swastanisasi, karena tidak hanya pemerintah yang mengelola namun juga masyarakat karena setiap masyarakat yang membeli saham GARUDA INDONESIA menanggung keuntungan dan kerugian bersama serta beban-beban lainnya yang selama ini menjadi tanggungan pemerintah dan membentuk sebuah hutang kesesama BUMN,seperti contoh GARUDA INDONESIA yang mengkonsumsi aftur dari PERTAMINA.sampai sekarang masih ada tunggakkan pemakaian aftur dari GARUDA INDONESIA terhadap PERTAMINA,sehingga pemerintah harus membayar beban kepada PERTAMINA.
jikalau GARUDA INDONESIA dijadikan perusahaan bersama (tbk),bukankah ini mengandung artian swastanisasi secara tidak langsung?.karena swastanisasi bukan berarti hanya apabila dikelola oleh pihak asing?.

mohon koreksinya dari kakak-kakak atas pemahaman saya.
thx..

muhammad alishan / MTU'07
muhammad_alishan@yahoo.com

Response :
Dear Ikhsab

Terima kasih untuk semua masukannya, dengan diskusi ini saya jadi kembali membuka buku dan menggali kembali apa yang sempat saya lupakan.
Sebelum pembicaraan tentang BUMN lebih lanjut ada baiknya kita mengetahui bentuk dari BUMN itu sendiri, adalah:
1. Perjan (Perusahaan Jawatan)
2. Perum (Perusahaan Umum)
3. Persero
San bentuk dari swastanisasi itu ada 2:
1. Swastanisasi itu sendiri
2. privatisasi.
jadi yang selama ini kita bicarakan adalah privatisasi BUMN dengan pemilikan saham oleh pihak asing.
Kondisi GA saat ini pun sudah menjadi perseroan dengan tujuan mencari keuntungan dan kedua adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat.
dan saya dengar 2010 nanti GA akan di privatisasi menjadi milik entah Amerika atau Jerman...
jika berita itu benar maka pada saatnya nanti tidak akan ada lagi kekayaan milik Indonesia,
kita hanya akan menjadi Kuli dinegara kita sendiri...
saatnya generasi muda bertindak, tetaplah berpegang pada idealisme muda yang sekarang kamu punya...
Semua pejabat negeri ini dulunya juga mahasiswa dan juga agen2 perubahan seperti kita, yapi berapa banyak dari mereka yang telah lupa akan idealismenya manakala berhadapan dengan materi yang berlimpah...
tetap bertahan dengan idealisme kebangsaan kita, karena hanya ini yang bisa kita beri pada generasi setelahnya.
ingat perkataan Soe Hok Gie semasa hidup, Lebih baik hidup diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan. .

salam Transportasi,
Adi Nugroho
MTU '03
nugo_skuta@yahoo.co.id

Response :
to : mas adi nugroho

terima kasih sekali atas info dan pengetahuan yang telah mas adi berikan.
dengan adanya rencana privatisasi pada tahun 2010 ini akan sangat merugikan,seperti yang mas adi katakan "kita hanya akan menjadu kuli dirumah kita sendiri".dan semoga saja hal tersebut tidak terjadi,karena hanya akan merugikan khususnya insan transportasi seperti kita.

semoga jiwa nasionalisme yang dikumandangkan mas adi,mas budi,mas rully,dan mas fery menjadi suatu semangat yang tak akan pernah padam,dan saya khususnya generasi selanjutnya akan menjalankan apa yang seharusnya benar.

semoga transportasi indonesia semakin maju dan lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

salam transportasi. ..

m.alishan MTU'07
muhammad_alishan@yahoo.com

Response :
Dear Ikhsan,

terima kasih, tetep jaga idalisme ya...
jangan silau oleh materi karena semua ga akan kita bawa mati..

Salam Transportasi,
Adi Nugroho
MTU '03
nugo_skuta@yahoo.co.id

1 comment:

  1. saya mau nanya nih, industri apa di indonesia yang sebaiknya diatur oleh pemerintah, berikan alasan?

    ReplyDelete